Akhlak berasal dari bahasa Arab jama’ dari Khuluqon (خلق) yang menurut loghat di artikan: budi pekerti,perangai,tingkah laku atau tabiat. Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan ’’Khalqun’(خلق) yang berarti :kejadian, serta erat hubungannya dengan ‘’khaliq ‘’(خلق) yang berarti:pencipta dan “makhluk” (مخلوق) yang berarti:yang di ciptakan.

Pengertian Akhlak

Perumusan pengertian akhlak timbul sebagai media yang memungkinkan adanya hubungan baik antara khaliq dengan makhluk dan antara makhluk dengan makhluk. Perkataan ini bersumberdari kalimat yang tercantum dalam al-quran:

وانك لعلى خلق عظيم 

Sesungguhnya engkau (muhammad) mempunyai budi pekerti yang luhur.(Q.S.Al-qolam 68:4)

Demikian juga dari hadits nabi SAW:

بعتثت لاتمم مكا رم الاخلاق (رواه احمد)

Aku diutus untuk menyempurnakankemuliaan budi pekerti.(H.R.Ahmad)

Adapun pengertian sepanjang terminologi yang dikemukakan oleh ilmu akhlak antara lain sebagai berikut:

Ilmu akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk, antara yang terpuji dan yang tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia lahir
dan batin.

Ilmu akhlak adalah ilmu pengetahuan yang memberikan pengertian tentang baik dan buruk, ilmu yang mengejarkan pergaulan manusia dalam mengatakan tujuan mereka yang terakhir dari seluruh usaha pekerjaan mereka

Frof. Dr.Ahmad Amin dalam bukunya “Al-akhlak” merumuskan pengertian akhlak sebagai “akhlak ialah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh setengah manusia kepada lainnya menyatakan tujuan yang harus dituju manusia dalam perbuatan manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat.”[1]

Adapun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) cetakan ketiga 1990 etika:

  • Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).
  • Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
  • Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

Banyak sekali Ulama yang memberikan definisi akhlak menurut sudut pandang mereka masing-masing, seperti yang dikemukakan oleh Imam Ghozali ra, dalam kitab Ihya’ Ulumuddin Juz III, yaitu;

“Akhlak adalah sifat yang tertanam kuat di dalam jiwa manusia, yang dari sifat tersebut timbul perbuatan dan gerak gerik lahiriah dengan mudah, tanpa memerlukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu”.[2]

Suatu agama menghendaki kebahagiaan dan kebaikan bagi manusia. Semua
agama membicarakan soal kebaikan dan ketidakbaikan. Dalam agama Islam, budi pekerti yang dalam istilah islam disebut akhlak,disamping tauhid sebenarnya ajaran dasar. Jika tauhid dan akhlak merupakan intisari dari ajaran islam,maka pendidikan agama yang paling utama adalah pendidikan tauhid dan akhlak.Allah berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur. Begitu pentingnya kedudukan akhlak dalam islam, al-quran dan hadits mengandung banyak tentang ajaran-ajaran akhlak.

Faktor yang Mempengaruhi Akhlak

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan akhlak diantaranya,:

  1. Faktor intern, yaitu faktor yang terdapat dalam peribadi manusia itu sendiri. Faktor ini berupa daya pilih seseorang untuk menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh dari luar.
  2. Faktor ektern, yaitu faktor yang terdapat diluar peribadi manusia. Faktor ini berupa interaksi sosial diluar kelompok misalnya; interaksi antara manusia yang dengan hasil kebudayaan manusia yang sampai padanya melalui
    alat-alat komunikasi seperti surat kabar, radio, televisi, majalah dan lain sebagainya.

Pembentukan sikap tidak terjadi dengan sendirinya. Sikap terbentuk dalam hubungan dengan suatu objek, orang, kelompok, lembaga, nilai, melalui hubungan antara individu, hubungan di dalam kelompok, komunikasi surat kabar, buku, poster, radio, televisi, dan sebagainya. Terdapat banyak kemungkinan yang mempengaruhi timbulnya sikap, lingkungan yang terdekat dengan kehidupan sehari-hari banyak memiliki peranan keluarga yang terdiri dari orangtua, sodara-sodara di rumah memiliki peranan yang penting dalam perubahan sikap dan tingkah laku seseorang.

Disamping hal tersebut, ada pula pengaruh yang bisa membuat seseorang bisa berubah sikap dan tingkah lakunya, yakni pengaruh dari orang yang dihormati dan disegani karena ilmunya yaitu pengaruh dari seorang guru, untuk itu maka berpengaruh dalam perubahan akhlak masyarakat. Menyangkut dengan masyarakat, kita ketahui bahwa masyarakat itu sendiri ialah kesatuan hidup yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersikap kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Dalam pengertian lainnya masyarakat adalah sekumpulan manusia yang hidup secara bersama dalam satu wadah karena adanya satu atau beberapa ikatan yang disengaja maupun tidak disengaja.[1]

Sekian pembahasan terkait pengertian Akhlak, semoga dapat menambah wawasan untuk pembaca.


Daftar Pustaka

[1] Wawan Nurjaman, pengaruh khitobah terhadap perubahan akhlak masyarakat, Bandung,
2007. Hlm 30-31

[1]Hamzah Ya’qub, Etika
islam “pembinaan akhlakqul karimah”. Diponegoro, CV. Diponegoro Bandung,
1978. Hlm 11

[2]Muhammad Idris Jauhari, Adab
Sopan Santun,
Sumenep Madura, Mutiara Press, 2011. Hlm 11-12

[3]Wawan Nurjaman, pengaruh khitobah terhadap perubahan akhlak masyarakat, Bandung,
2007. Hlm 30-31

Bagikan:

Dodi Insan Kamil

Seorang Digital Marketer yang berfokus pada Search Engine Optimization (SEO Spesialist) dan juga content writer yang menulis sesuai pesanan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *