Panas Bangkok siang itu terasa membakar kulitku. Tapi semangatku nggak surut sedikit pun. Aku tahu, hari ini aku akan mengunjungi salah satu tempat paling legendaris di Thailand Jatujak Weekend Market, atau yang orang lokal sebut Chatuchak.
Begitu turun dari stasiun MRT Kamphaeng Phet, aroma makanan jalanan langsung menyeruak ke hidung. Ada harum sate ayam, wangi ketan mangga, sampai suara gemericik es teh Thailand yang dituang ke gelas plastik besar. Suasana begitu hidup, seperti ada energi yang menular ke semua orang di sekitarku.
Langkahku masuk ke dalam pasar. Bayangkan labirin yang penuh warna, kios-kios kecil berjejer rapat menjajakan apapun yang bisa kamu bayangkan: pakaian vintage, pernak-pernik handmade, tas rotan, lukisan, tanaman hias langka, sampai sabun aromaterapi berbentuk buah-buahan mungil. Aku sempat berhenti di sebuah kios yang menjual kaos bergambar gajah — ikonik banget. Harganya murah, tapi kualitasnya nggak murahan. Aku tawar-menawar sebentar, dan akhirnya membawa pulang tiga kaos dengan harga yang bahkan lebih rendah dari yang kutargetkan.
Semakin jauh aku berjalan, semakin terasa bahwa Jatujak bukan sekadar pasar. Ini adalah dunia kecil di mana setiap lorong punya cerita. Ada lorong khusus barang antik, lorong makanan yang menawarkan segala jenis street food, bahkan ada zona khusus tanaman dan hewan peliharaan! Aku sempat melewati seorang seniman jalanan yang sedang melukis potret wajah dengan kecepatan luar biasa hanya dalam 15 menit!
Tiba di area makanan, aku menyerah pada godaan semangkuk kecil tom yum hangat. Pedas, asam, dan gurih bercampur jadi satu di mulutku. Sambil menikmati makananku, aku duduk di bangku kayu kecil bersama para pelancong lain yang juga kelelahan tetapi wajahnya penuh tawa.
Satu hal yang aku sadari, di tengah hiruk-pikuk, panas, dan keramaian, ada kehangatan. Setiap pedagang tersenyum ramah, mengajak ngobrol, menawarkan dagangan mereka dengan cara yang nggak memaksa.
Di sinilah letak pesona Jatujak bukan hanya soal belanja murah, tapi soal pengalaman manusia yang sesungguhnya: tawar-menawar, tertawa, berbagi cerita tanpa perlu banyak bahasa.
Ketika matahari mulai condong ke barat dan tas belanjaanku sudah penuh, aku tersenyum puas. Jatujak sendiri merupakan bagian dari jiwa Bangkok itu sendiri. Dan aku merasa beruntung bisa menjadi bagian dari cerita itu, meski hanya untuk sehari.
info lainnya tentang jatujak bisa diakses disini : https://ns.jatujakshoppingguide.com/